Pernahkah anda sadari, berapa banyak binatang yang mati akibat adanya
jalan raya? Salah satu kelompok satwa yang sering ditemukan mati adalah Herpetofauna. Herpetofauna merupakan fauna
yang meliputi kelas Amphibia dan Reptilia. Tidak kurang dari 13.000 jenis
amfibi dan reptil ada di Indonesia. Di Indonesia Herpetofauna kurang mendapat
perhatian layaknya fauna-fauna populer seperti harimau dan orang utan. Lalu, apa
sih pentingnya herpetofauna? Di ekosistem hutan, herpetofauna memiliki peran
besar antara lain sebagai indicator lingkungan seperti tingkat pencemaran
yang dapat dilihat dari ukuran populasi katak, sedangkan reptil
merupakan kelompok predator penting yang mempertahankan keseimbangan ekosistem
di hutan.
Keberadaan jalan memiliki peran yang
sangat penting bagi kematian herpetofauna.
Hampir semua tempat di bumi ini telah memiliki jalan, sebab jalan sudah
termasuk dalam kebutuhan manusia untuk berpindah dari satu tempat tempat yang lain. Keberadaan jalan ini tidak hanya
menguntungkan bagi manusia tetapi dapat memberikan dampak negatif bagi satwa
liar khususnya herpetofauna. Pasti pembaca pernah suatu ketika sedang melintasi
jalan dan melihat kodok mati tertabrak? Ular atau Kadal
barangkali? Pasti sudah pernah
jawabannya. Tapi siapa yang
peduli dengan semua bangkai itu. Di Australia, Ehmann dan
Cogger pada tahun 1985 melakukan penelitian dan memperkirakan bahwa 4,45 juta
Anura (kodok dan katak) terbunuh setiap tahunnya di jalan-jalan seluruh
Australia. Selain itu, pada 1979-1983 di Taman Nasional Squaw, penurunan populasi ular disebabkan oleh lalulintas
kendaraan. Namun sayangnya, di Indonesia belum ada
penelitian tentang kematian herpetofauna di jalan. penelitian kebanyakan
difokuskan pada jumlah dan keberagaman herpetofauna saja.
Sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Putri yang bertujuan untuk mengetahui peran
jalan terhadap kematian herpetofauna di berbagai jalan dan lalulintas di Hutan
Pendidikan Wanagama I Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta. Penelitian ini
menggunakan tiga jalan yang berada di Hutan Pendidikan Wanagama I. Ketiga jalan
tersebut dikategorikan berdasarkan status jalan menurut PP No. 34 tahun 2006.
Hasil
dari penelitiannya tercatat sebanyak 21 kematian herpetofauna dengan laju kematian
di berbagai
jalan di Hutan Pendidikan Wanagama I sebesar 105 individu/tahun di Jalan
Provinsi dan 444 individu/tahun pada Jalan Desa . Sedangkan di Jalan Paving
tidak memiliki potensi kematian bagi herpetofauna. Dalam kurun waktu satu tahun,
di Jalan Provinsi setidaknya 41.882 motor berpotensi dapat membunuh satu
individu herpetofauna sedangkan di Jalan Desa peluang 79 motor menabrak satu
individu herpetofauna.
Judul
Penelitian : Kematian Herpetofauna di Berbagai Karakteristik Jalan dan
Lalulintas di Hutan Pendidikan Wanagama I Kabupaten Gunung Kidul Daerah
IstimewaYogyakarta
Peneliti :
Marlianasari Putri
alamat fb: Marliana
Soediro
email: soediro1992@gmail.com