Minggu, 08 Maret 2015

Dilema Si Herpet : Selamat sampai seberang atau mati ?







Pernahkah anda sadari, berapa banyak binatang yang mati akibat adanya jalan raya? Salah satu kelompok satwa yang sering ditemukan mati adalah Herpetofauna.  Herpetofauna merupakan fauna yang meliputi kelas Amphibia dan Reptilia. Tidak kurang dari 13.000 jenis amfibi dan reptil ada di Indonesia. Di Indonesia Herpetofauna kurang mendapat perhatian layaknya fauna-fauna populer seperti harimau dan orang utan. Lalu, apa sih pentingnya herpetofauna? Di ekosistem hutan, herpetofauna memiliki peran besar antara lain sebagai indicator lingkungan seperti tingkat pencemaran yang dapat dilihat dari ukuran populasi katak, sedangkan reptil merupakan kelompok predator penting yang mempertahankan keseimbangan ekosistem di hutan.


Keberadaan jalan memiliki peran yang sangat penting bagi kematian herpetofauna. Hampir semua tempat di bumi ini telah memiliki jalan, sebab jalan sudah termasuk dalam kebutuhan manusia untuk berpindah dari satu tempat tempat yang lain. Keberadaan jalan ini tidak hanya menguntungkan bagi manusia tetapi dapat memberikan dampak negatif bagi satwa liar khususnya herpetofauna. Pasti pembaca pernah suatu ketika sedang melintasi jalan dan melihat kodok mati tertabrak? Ular atau Kadal barangkali? Pasti sudah pernah jawabannya. Tapi siapa yang peduli dengan semua bangkai itu. Di Australia, Ehmann dan Cogger pada tahun 1985 melakukan penelitian dan memperkirakan bahwa 4,45 juta Anura (kodok dan katak) terbunuh setiap tahunnya di jalan-jalan seluruh Australia. Selain itu, pada 1979-1983 di Taman Nasional Squaw, penurunan populasi ular disebabkan oleh lalulintas kendaraan. Namun sayangnya, di Indonesia belum ada penelitian tentang kematian herpetofauna di jalan. penelitian kebanyakan difokuskan pada jumlah dan keberagaman herpetofauna saja.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Putri yang bertujuan untuk mengetahui peran jalan terhadap kematian herpetofauna di berbagai jalan dan lalulintas di Hutan Pendidikan Wanagama I Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan tiga jalan yang berada di Hutan Pendidikan Wanagama I. Ketiga jalan tersebut dikategorikan berdasarkan status jalan menurut PP No. 34 tahun 2006. 





Hasil dari penelitiannya tercatat sebanyak 21 kematian herpetofauna dengan laju kematian di berbagai jalan di Hutan Pendidikan Wanagama I sebesar 105 individu/tahun di Jalan Provinsi dan 444 individu/tahun pada Jalan Desa . Sedangkan di Jalan Paving tidak memiliki potensi kematian bagi herpetofauna. Dalam kurun waktu satu tahun, di Jalan Provinsi setidaknya 41.882 motor berpotensi dapat membunuh satu individu herpetofauna sedangkan di Jalan Desa peluang 79 motor menabrak satu individu herpetofauna.


 


Judul Penelitian : Kematian Herpetofauna di Berbagai Karakteristik Jalan dan Lalulintas di Hutan Pendidikan Wanagama I Kabupaten Gunung Kidul Daerah IstimewaYogyakarta
Peneliti : Marlianasari Putri
alamat fb: Marliana Soediro
email: soediro1992@gmail.com