Tarsius sp. merupakan satwa terkecil
sekaligus satwa aboreal yang menghabiskan sebagian besar aktivitasnya berada di
pepohonan. Panjang tarsius borneo dewasa berkisar antara 12,9 sampai dengan
13,2 cm. Sering juga disebut binatang hantu, karena hewan ini sangat susah
ditemui, terkadang hanya suara dan urine yang menjadi pertanda kehadirannya. Tarsius bancanus lebih pasif dalam
bersuara, tidak seperti Tarsius spectrum
yang dapat dengan jelas diketahui keberadaannya dari “paduan suara keluarga” yang mereka lakukan menjelang pergantian
siang dan malam. Tanjung Puting yang dominasi kawasannya merupakan rawa berbeda
dengan karakter habitat lokasi manapun yang pernah dilakukan penelitian
mengenai Tarsius sp. khususnya Tarsius bancanus borneanus. Bagaimanakah
karakter habitat tarsius di kawasan rawa Tanjung Puting?
Untuk mengetahui
karakter habitat tarsius di rawa, pada akhir Oktober sampai dengan Desember
2011 dilakukan penelitian di dua lokasi yaitu Pondok Ambung dan Tanjung
Harapan, Tanjung Puting. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa
tarsius lebih suka kawasan dengan dominansi kelas hidup tiang dengan sedikit
pohon didalamnya dan pada kawasan 0-3 meter dari permukaan tanah. Kondisi
tersebut sangat ideal bagi tarsius karena diketinggian 0-3 meter dapat
meminimalkan persaingannya dengan kukang. Disamping itu penutupan semak yang
rapat pada ketinggian 0-3 meter menjadi pelindung bagi tarsius dari pedatornya,
yaitu burung hantu.
Judul Skripsi : Karakteristik Habitat Tarsius Borneo (Tarsius bancanus borneanus) di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah.
Peneliti : Mas’ud A. Ashari
Contact : masudashari@yahoo.com