Senin, 20 Februari 2012

BURUNG SEBAGAI BIOINDIKATOR DI KAWASAN PERKOTAAN

oleh:
Febri Anggriawan Widodo


Apa yang anda ketahui tentang keberadaan satwa burung dikawasan perkotaan? Burung merupakan satwa yang mudah beradaptasi dan mampu hidup diberbagai kondisi habitat salah satunya di kawasan perkotaan. Satwa ini dapat menjadi bioindikator lingkungan sehingga sangat mungkin digunakan sebagai Early Warning System.  


“Kirik – kirik biru berdasarkan literatur sangat jarang ditemui di Sunda Besar. Mengapa ini bisa ditemui di lokasi penelitian ini?”


  
Nah, satwa burung dapat digunakan untuk mengukur kualitas lingkungan seperti pada penelitian yang berjudul “Keanekaragaman Jenis Burung Serta Nilai Konservasi Berbagai Penggunaan Lahan Perkotaan di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Hasilnya sebagai acuan terhadap Rencana Tata Ruang di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Selain itu juga dapat diketahui dari komposisi serta kehadiran satwa burung pada berbagai penggunaan lahan perkotaan yang ada. Lokasinya. Berdasarkan penggunaan lahanya kawasan ini dibagi menjadi delapan klaster sesuai penggunaan lahan yang ada. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode Point Counts yaitu pengamatan tiap jarak 200 meter dengan cara mencatat semua jenis burung yang masuk dalam radius 30 meter selama 10 menit pada waktu pagi dan sore. Mudah bukan?



Peta hasil evaluasi tata ruang berdasarakan keanekaragaman jenis burung dan nilai konservasinya

Penelitian ini menunjukkan peran manusia melalui penggunaan lahan sangat besar terhadap Keanekaragaman satwa burung. Selama ini banyak orang beranggapan bahwa kawasan perkotaan sangat jarang ditemui beragam jenis burung. Namun penelitian ini menunjukkan hasil sebaliknya dengan jenis burung perkotaan yang sangat beragam, mulai dari jenis pemakan biji hingga jenis pemakan ikan dan terdiri dari 32 jenis seperti Burung gereja eurasia, Cekakak jawa, Kipasan belang, bahkan Kirik – kirik biru yang sangat jarang ditemui di Sunda Besar.  Kawasan yang memiliki tutupan vegetasi yang tinggi seperti sempadan sungai dan ruang terbuka hijau mampu menjaga keberadaan satwa burung. Selain itu kawasan yang dijaga vegetasinya serta dilindungi dari aktifitas perburuan mampu menjadi sanctuary dan refuge terhadap satwa burung seperti di kawasan pusat pemerintahan yaitu pendopo Kabupaten Kudus. Oleh karena itu untuk menjaga keanekaragaman satwa burung perkotaan, didalam Rencana Tata Ruang Kota yang ada harus mampu menjaga keberadaan satwa ini dan habitatnya.  Penelitian ini menarik karena mampu memadukan unsur tata ruang baik struktur maupun pola ruang dengan unsur keanekaragaman hayati.
Judul Asli skripsi: Keanekaragaman Jenis Burung dan Nilai Konservasi Berbagai Penggunaan Lahan Perkotaan di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus.
email :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar